Kamis, 21 Februari 2013

FF || Beautiful Gift in The Night Chrismast || OS

FF Lomba  : Beautiful Gift in Night Chrismast
Cast : Kim Minsun
             Lee Sungjin
Other Cast : Kim Hyerin
                         KyuMin
                         Umm dan Appa Minsun
                         Park Ahjuma
Genre : Romance, Drama, Family
Rating : T
Warning : Typo(s) bertebaran, Little Shoune-ai.
Disclaimare : ini semua murni inspirasi saya, jadi mohon jangan di Copas.
a/n : ini FF untuk lomba yang berusaha aku buat, jadi maaf kalau jelek atau hancur. Dengan semangat aku yakin FF ini tak masuk 5 besar. Gyakakakaka xD

~~~~~~~~~~~
Seoul, 23 desember 2011
Suara burung yang sudah terdengar sangat indanya, menyapa pagi yang bisa dibilang sangatlah dingin. Segumpalan warna putih berserakan disana sini, mencoba menghias tempat tersebut.  Hewan-hewan banyak yang malas untuk beraktivitas pada hari itu, mereka banyak menghabiskan waktu didalam rumah mereka. Pohon-pohon yang telah kehilangan daunnya kini berganti dengan sekumpulan benda yang berwarna putih melapisinya.

Di ujung koridor tampak seorang gadis manis berambut hitam lurus yang dihiasi topi rajutan pink bermotif bunga di kepalnya berjalan menuju sebuah ruangan yang bisa dibilang tempat dia akan menuntut ilmu, dengan mulut mengeluarkan sedikit uap yang menandakan bahwa udara pada saat itu memanglah sangat dingin. Dengan baju sweter tebal pink dipadukan dengan celana jeans hitam di masuk kedalam ruangan tersebut tak lupa dengan segelas kopi yang selalu ia nikmati setiap paginya.

“Kim Minsun!!” teriak seorang gadis yang tak kalah manisnya dengan gadis yang ia panggil tadi, gadis berambut ikal berwarna agak coklat itu melambaikan tangannya kearah gadis yang di panggil Kim Minsun tadi. Minsun pun menghampiri gadis yang memanggilnya tadi.

“anyyeong Hyerin-ah” sapanya dengan senyum yang terkembang dibibir tipisnya. “anyyeong, kita duduk disini yah, mata kuliah hari ini sangat tidak pas apalagi dengan cuaca dingin seperti ini” ucap gadis bernama hyerin atau lebih tepatnya Kim Hyerin ini.

“baiklah terserah kau saja Rin-ah” balas Minsun dengan menyesap sedikit kopi yang ada di mugnya. “kopi lagi?” tanya Hyerin yang sepertinya tau kebiasaan temannya yang satu ini. “yah begitulah,  kau tau bukan secangkir kopi dapat menenangkan pikiran apalagi di hari yang dingin ini, dengan mencium aroma khasnya kau dapat merasakan hangatnya kasih sayang” jelas Minsun.

“sepertinya kau ada masalah Minnie-ah, mau kah kau menceritkannya padaku? Aku tau kebiasaanmu jika kau mulai meminum segelas kopi berarti kau ada masalah” ucap Hyerin. Minsun tersenyum menatap sahabat yang telah menemaninya saat duka maupun suka ini.

“hidup dan cinta itu seperti kopi, dimana kita dapat merasakan pahit dan manis disaat bersamaan. Namun jika kau mendalami lagi rasa kopi tersebut kau akan mendapatkan suatu yang lain dari pada minuman yang lainnya, rasa pahit itu tak semuanya mendominasikan rasa si kopi, rasa pahit hanya sebentar hinggap di lidah selanjutnya hanya ada rasa yang manis yang berjalar di lidah” jelas Minsun dengan menyesap(lagi) kopi hangatnya.

“aah aku tidak mengerti tentang filosofi, Min apa kau tau ada Cafe yang baru di buka di kawasan  Sinsa-dong, Gangnam-gu lantai 1?” tanya Hyerin, Minsun memandang Hyerin dengan penasaran. “nde? Cafe baru? Aniya aku tidak tau” ucap Minsun dengan gaya memikirnya yang imut.

“aish kau ini, jangan pasang tampang pikir yang membuatku ingin muntah” ucap Hyerin dengan mencubit pipi Minsun dengan gemas . “appo.. yak! Kenapa kau mencubit pipiku” ucap Minsun tak terima karena pipinya telah dicubit oleh Hyerin.

“haha mianhe ne, itu loh kalau aku tidak salah nama cafenya Kona Beans, nanti pulang kuliah kita kesana yuk” ajak Hyerin.

“memang di Cafe itu menyediakan apa saja? Namanya kok seperti nama biji Kopi yang dari Hawaii itu, baiklah nanti pulang kuliah kita kesana” Minsun menjawab dengan semangat. Hyerin yang melihat sahabatnya ini semangat menjadi tersenyum senang, bagaimanapun dia ingin membuat sahabatnya itu terus tersenyum.

***~~~~~***
Minsun Pov
selesai kuliah pun aku berangkat bersama Hyerin ke Cafe yang baru dibuka di kawasan Sinsa-dong, bagaimana pun juga aku penasaran dengan Cafe tersebut. Aku ini adalah seorang yang pencinta minuman dan makanan ringan jadi kalau ada Cafe yang baru dibuka akupun pasti akan pergi dan mencicipi semua menu disana.

Setelah 20 menit aku dan Hyerin menempuh cuaca yang dingin, akhirnya aku sampai disebuah bangunan berwarna coklat  dengan sedikit teras dibagian depannya. Tampak di teras tersebut ada  dua buah meja kecil dengan masing-masing memeiliki 2 kursi untuk ditempati yang sepertinya khusus diletakkan disana jika ada pelanggan yang mau minum atau sekedar makan disana, namun dengan cuaca yang dingin ini pasti semua orang berpikiran untuk menghangatkan diri didalam.

Cringg

Bunyi yang pertama kali yang kalian akan dengar setiap memasuki setiap Cafe. Aku memandang takjub ke semua penjuru rungan ini, bagimana tidak kesan Eropanya dapat sekali. Dengan dinding berwarna cream atap yang terbuat dari batang kayu yang cantik, lantai berwarna coklat dan bagian seluruh ruangan seperti kota Mexsico menambah kesan Klasik jika kalian melihatnya langsung dan mungkin karena sebentar lagi natal semua dihiasi dengan lampu yang berkelap-kelip tak lupa aksen natal seperti kaos kaki berwarna merah, gambar-gambar santa claus dan tak lupa pula pohon natal yang di letakkan di tengah ruangan ini dengan hiasan yang cantik.

Saat melangkahkan kaki pertama yang akan kalian temukan adalah 3 foto pemuda dengan wajah tampan telah terpampang indah disana. Dimulai dari sebelah kiri seorang pemuda tampan dengan satu lesung pipinya sedang membentuk huruf ‘v’ di tangannya, kemudian di tengah seorang pemuda berkulit putih pucat yang tak kalah tampannya sedang menampilkan senyuman evilnya dan yang terakhir aku melihat seorang pemuda yang sangat manis sedang tersenyum bak pangeran di negeri Eropa Timur. Dan aku membaca nama di bawah foto tersebut ‘Leeteuk, Cho Kyuhyun, Lee Sungmin’. Siapa mereka? Ah yang bernama Lee Sungmin itu manis sekali.
  


Aku masih terkagum-kagum dengan interior yang menurutku sangat cantik,nyaman dan indah ini, belum pernah aku menemukan Cafe dengan Interior seperti ini. Kekagumanku berhenti ketika sebuah suara nan lembut menginstrupsiku.

“selamat datang di KonaBeans Cafe” sapa pemuda dengan perawakan manis, tampaknya ia seorang penjaga kasir di Cafe ini. Aku tersenyum sebagai tanggapanku atas sapaannya.

“ada yang bisa saya bantu Nona?” tanyanya. Aku melirik ke Hyerin yang sedang asyik melihat menu-menu yang ada di belakang pemuda manis itu.

“Hyerin-ah, kau mau pesan apa?” tanyaku. “aku Karamel Konaccino dan Rasberry cake, minie aku tunggu di meja sana yah” jawabnya dengan menujuk meja untuk dua orang di dekat jendela. Aku tersenyum “cha, nanti aku akan menyusulmu” balasku.

“oke, kalau begitu  Java Chip Konaccino ,Strawberry cake, Karamel Konaccino dan Rasberry cake” ucapku kepada pemuda itu. Ia menekan menu-menu yang kupesan pada layar kasirnya dan tersenyum padaku .

“pesanan yang bagus nona, Java Chip Konaccino, kopi dengan rasanya yang pahit namun terdapat taburan chip coklat yang membuatnya terasa manis jika diminum  sepertinya cocok dengan kepribadianmu nona dan strawberry cup cake itu melambangkan perasaanmu sepertinya, lembut namun sedikit asam karena rasa buah strawberry yang membuatnya sedikit asam dan warna merah pada strawberry cake melambangkan optimis, antusias, bersemangat namun sedikit kekanak-kanakan.” Jelasnya dengan sedikit terkekeh.

DEG

 Aku memandangnya tak percaya, hebat dia pandai sekali mengartikan sebuah makanan. Memang makanan yang kupilih sekarang sangat tepat dengan keadaanku saat ini. Di pun mengambil semua pesananku, aku menatap setiap gerak-geriknya. Aneh ada apa denganku?

“nah ini pesananmu nona” ucap Pemuda tersebut. Akupun mengambil nampan yang berisi pesananku dan Hyerin. Aku segera membayar semua pesananku dan sebelum beranjak aku melihat nametag yang ada di bajunya ‘Lee Sungjin’ oh jadi namanya Lee Sungjin.

“terima kasih nona, ini kembaliannya 2.500 won” ucapnya. Aku mengambil uang kembalian tersebut dari tangannya dan segera membawa makanan dan minuman ini ke meja dekat jendela karena disana Hyerin sudah menungguku.

“Hyerin-ah, bantu aku” ucapku ketika aku melihatnya sibuk dengan hp birunya, pasti sms dari kekasihnya. Ah enaknya sudah punya kekasih. Diapun mengambil nampan yang berisikan makanan dan minuman tadi.

“kenapa? Eunwoo menghubungimu?" tanyaku dan di tanggapi anggukan olehnya. “apa dia bilang?” tanyaku lagi. “dia menanyakanku dimana, aku lupa memberitahunya bahwa aku dan kau akan kesini jadinya dia mencari kita tadi” jawabnya dan hanya ku tanggapi dengan ‘o’.

Aku mengarahkan pandanganku ke jendela. “salju? Ah sebentar lagi Crismast ya” gumamku dengan mengaduk-aduk Java Chip ku.

“kau mau kemana saat natal Min-ah?” tanyanya padaku. Aku menggeleng lemah “umma dan appa pasti tidak pulang pada natal tahun ini, yah palingan aku natal sendiri lagi” lirihku.

Puk

Pukulan pelan dibahuku membuatku mengadahkan kepala dan menatap Hyerin. “jangan bersedih Minnie, kalau kau tak keberatan kita bisa merayakan natal bersama” ucap Hyerin. Aah dia sungguh sahabat terbaikku, aku menggelengkan kepalaku. Mana mungkin aku mengiyakan, Hyerinkan pasti mau merayakan natal bersama Eunwoo. “tidak perlu, aku yakin Eunwoo ingin merayakan natal bersamamu” jawabku dengan tersenyum.

“aish kau tak perlu khawatir, biar aku mengurus anak itu” ucapnya. Aku terkekeh melihat sifatnya yang lucu itu. “tak usah, kau ini tak peka sekali jadi kekasihnya. Pasti di malam natal itu ia ingin berduaan dengan gadis yang kelewatan polos sepertimu” godaku padanya. Kulihat pipi Hyerin merona hebat akibat godaanku “aissh kau ini Min-ah” sergahnya dan kamipun tertawa bersama. Namun tawaanku terhenti ketika aku merasa ada yang menatapku aku pun mengedarkan pandanganku.

Deg

Omo! Sungjin eng Sungjin menatapku dan tersenyum. Aigo, manis sekali senyumnya itu. Ya tuhan jantungku berdebar-debar dan wajahku memanas, dengan cepat aku langsung memalingkan wajahku kearah jendela. Untuk Hyerin tak melihat wajahku yang sudah memerah ini, soalnya dia sibuk dengan makanannya. Apakah aku menyukai Sungjin? Aaah aku tak tau.

Minsun Pov End
Cringg

“kyaaaa itu Teuki oppa, Kyu oppa dan Sungmin oppa” teriak  para gadis yang sontak membuat Minsun dan Hyerin terkejut. Mereka pun mengalihkan pandangan mereka kearah  pintu masuk dan disana telah berjalan 3 orang pemuda yang ehm tampan dan manis mungkin?

Pemuda yang mungkin lebih tua dari pada mereka bertiga berjalan duluan dengan memakai jaket coklat berserta syal berwarna putih melilit dilehernya, disusul dua orang dibelakangnya yang saling melempar senyum. Pemuda yang satuh tampak tampan dengan topi berwarna biru yang ada di kepalanya serta jaket tebal yang membungkus tubuhnya, sedangkan pemuda satu lagi sangatlah manis dengan jaket bulu berwarna coklat serta penutup telinga menghiasi bagian kepalanya. Mereka terus berjalan memasuki ruang Cafe ini dan begitu pula banyaknya teriakan dari para pelanggan

disini. Sesampainya di meja kasir mereka pun berbincang dengan Sungjin lalu kemudian masuk kedalam ruangan khusus pegawai. Dan sampai disitu teriakan dengan memanggil nama mereka belum juga reda.

“mereka kenapa Hyerin? Kenapa mereka berteriak-teriak pada ketiga pemuda yang baru masuk tadi?” tanya Minsun penasaran.

“nan mollayo” Hyerin mengedikkan bahunya. “eng permisi, apa kalian kenal dengan tiga pemuda tadi?” tanya Hyerin pada tiga orang gadis yang berada di samping mejanya dan Minsun.

“eh? Apakah kalian tidak tahu mereka?” tanya gadis berambut ikal. Hyerim dan Minsun hanya menggeleng.

“mereka itu pemilik Cafe ini, Park Jung Soo atau LeeTeuk ia yang memakai syal berwarna putih,  seorang CEO muda yang telah sukses di Korea dengan mengembangkan bisnisnya sebagai pengelolah Restoran, sudah banyak cabang restoran yang ia buka. Sedangkan pemuda tampan dibelakangnya itu adalah calon pewaris Cho Coporation dan pemuda manis itu juga calon CEO Sendbill, nama pemuda tampan itu Cho Kyuhyun sedangkan pemuda manis itu Lee Sungmin dan kalian tau pemuda yang berdiri di belakang meja kasir itu adalah adik kandung Lee Sungmin –Lee Sungjin– .” Jelas gadis berambut lurus dengan mata hanzel yang cantik.

“dan kalian tau, kami dengar jika Kyu oppa dan Sungmin oppa mempunyai hubungan khusus karena mereka selalu kelihatan berdua jika pergi kesini atau kemanapun”bisik gadis berambut blonde. Dan kedua temannya mengangguk dengan antusias “kyaa KyuMin” jerit mereka.

Minsun dan Hyerim mengangguk-angguk mendengar penjelasan mereka, pantesan mereka ribut dari tadi rupanya yang datang memang pemilik restoran ini. Sekarang pandang Hyerin dan Minsun beralih kemeja kasir yang toba-tiba sudah dikrumunin oleh pelanggan Cafe ini.

“ada apa itu kok  mereka  semua pada ke meja kasir ?”  tanya Minsun. “itu Minnie meja kasir sekarang dijaga oleh pemuda manis yang bernama LeeSungmin dan tentunya Sungjin mendampinginya, makanya mereka pada heboh”jawab Hyerin, ia memang melihat keributan ketika Sungmin bersama Sungjin berjalan ke meja kasir. Minsun hanya bisa mengangguk dan menikmati strawberry cakenya. “lembut, manis, dan ada sedikit asamnya. Melambangkan perasaanku saat ini”batinnya yang menikmati setiap inci kelembutan dan kenikmatan srawberry cake itu. Lalu ia memandang ke arah strawberry cake yang telah ia potong setengah “warnah yang pas perpaduan merah dan cream, melambangakan ketegaran dan pertimbangan” batinnya lagi.
***~~~~~***


Seoul, 24 Desember 2012
At 10 a.m

Sejak saat itu Minsun sering datang ke Cafe tersebut dari moodnya baik sampai burukpun dia selalu menyempati datang ke Cafe tersebut ataupun ia pergi bersama Hyerim.  Sekarang sudah satu tahun sejak ia pertama kali mendatangi Cafe ini, dan suasannya masih sama dengan Sungjin sebagai penjaga kasir walau hanya hari tertentu saja kadang Sungmin yang menjaga kasir kadang pula Kyuhyun. Dan dia juga sudah akrab kepada Sungmin, karena menurutnya Sungmin lah yang sangat pandai dalam pergaulan. Di saat hanya ada dia sendiri di Cafe tersebut Sungmin jika ia berada disana selalu menghampirinya dan mengobrol layaknya teman. Dan begitu pula ia sering mendapatkan tatapan mematikan dari Kyuhyun yang menurutnya sangat posesif sekali terhadap Sungmin.

“hei melihatnya lagi?” tanya seseorang dengan membawa makanan dan minuman .

“Tiramizu dan caramel latte, cukup mendukung dengan suasana dingin begini” sambung seseorang itu. Minsun memandang orang yang ada di depannya “sungmin oppa” kata itu yang keluar dari mulut mungilnya.

“hm yeah ini aku, karena kau pelanggan setia di Cafe ini bagiamana kalau kau coba menu baru Cafe ini ‘tirramizu dan caramel latte’. Tiramizu yang manis dan lembut  dipadukan dengan bubuk kayu manis diatasnya yang memiliki aroma yang harum di atasnya. caramel latte ,Kekentalannya yang pas didukung aroma latte yang harum membuat penasaran indera pengecap. Buih lattenya yang dibiarkan mengambang pun sudah memberikan kenikmatan tersendiri. Dan warna coklatnya mengandung arti rasa aman, warna yang akrab dan menenangkan, bisa mendorong komitmen, namun bisa menjadi berat dan kaku bila terlalu banyak. Jadi apa kau mau mencobanya nona manis?” sungmin mengedipkan matanya dan memberi insting supaya Minsun lebih berani menyapa Sungjin -adiknya­­-.
           

“ano.. aku tak berani oppa” jawabnya dengan wajah menunduk. Sungmin megang dagu Minsun dan menariknya untuk menatapnya sebelum “eheemm maaf nona ada yang bisa saya bantu?” tanya seseorang dengan aura yang err~ gelap.

Minsun yang melihat itu mendadak mendapatkan peringatan dari sang penanya, langsung memundurkan wajahnya yang dekat sekali dengan Sungmin. “kyuhyun-ah, kau ini apa-apaan lihat Minsun jadi takut. Aku hanya ingin membatunya saja” jawab Sungmin dengan mengerucutkan bibirnya. “aku kan tidak suka kau selalu dekat-dekat gadis pendek ini” bela Kyu. sedangkan Minsun memelebarkan matanya “apa? Gadis pendek? Hyaaa ini orang minta dibunuh apa? Tapi gak berani juga sih hehehe” batinnya (-_-‘).

“kau ini, ayo bantu aku supaya Minsun dan Sungjin dekat” bisik Sungmin pada Kyu. Kyu menaikan alisnya “aissh hyung, kau tak usah ikut campur dengan perasaan mereka” kata Kyu dengan mengseret Sungmin dari meja Minsun. Minsun  yang melihat Sungmin di bawa pergi oleh Kyu pun hanya bisa menghela nafas.

Minsun Pov
Aku melihat dengan snyum tipis ketika Sungmin oppa di geret(?) paksa oleh Kyu oppa, ah pasangan yang romantis. Pasangan? Yah sejak aku mengenal mereka lebih dalam ternyata benar kalau mereka ada hubungan istimewa, aku memang telah akrab dengan Sungmin oppa namun tidak dengan Kyu oppa maupun Sungjin.

Kadang kami masih canggung dan kaku ketika saling menyapa atau menampilkan senyum. Aku sejak pertama memang telah ditarik oleh pesona Sungjin , dan sampai sekarang rasa sukaku padanya makin bertambah menjadi rasa cinta. Aku selalu menatapnya diam-diam, walaupun sering ketahuan sih hehe. Sungjin juga sering menanyakan keadaanku dan lain-lain. Ia menanyakan itu mungkin ingin lebih dekat dengan pelanggannya.

Aku melihat tiramizu dan caramel latte yang ada diatas meja. Apa aku harus melangkah duluan? Tapi aku tak berani nanti bagaimana kalau Sungjin tak mau. Aku pun memakan sedikit Tiramizu dengan merasakan sensasi manis dilidahku. Lalu aku meminum sedikit caramel latte sebelum beranjak pulang karena Hyerin memintaku menemaninya ke toko buku. Aku pun mengedarkan pandangan ke penjuru Cafe ini dan melihat Sungmin oppa dan Kyu oppa sedang bencengkrama di belakang etalase Cafe. Aku pun berjalan kearah mereka.

“Min oppa, aku pamit pulang terima kasih telah memberiku Tiramizu dan caramel lattenya. Kyu oppa aku pamit, annyeong” akupun membungkukkan badan sebagai salam hormat.

Aku berjalan ke luar sebelumnya aku juga tersenyum pada Sungjin dan berpamitan padanya “sungjin aku pamit pulang dulu annyeong” ucapku tanpa embel-embel ssi karena dia pernah berkata padaku supaya memanggil dengan namanya saja. Aku pun berjalan ke arah pintu keluar sebelum sebuah suara menginstrupsiku “Minsun-ah” teriaknya.

Deg

Aku menghentikan jalanku dan membalikkan badanku “ nde, ada apa sungjin-ah?” tanyaku yang melihatnya salah tingkah. Hihi, lucu sekali. Ia keluar dari tempat ia menjaga kasir menuju ketempatku.

“ano..apakah besok kau ada acara?” tanyanya. Aku menatapnya intens dan bergaya layaknya seorang yang lagi berpikir “hm sepertinya tak ada, sepertinya aku merayakan malam natal sendiri” jawabku.

“eng itu ano...” ucapnnya gugup dan aku yang melihatnya tiba-tiba saja gugup menjadi salah tingkah. “nde, ada apa?” tanyaku dengan perasaan gugup pula.

“maukah kau keluar bersamaku?” tanyanya. Eh? Apa ini bisa disebut engan kencan?. Dengan wajah merona aku melirik ketempat Kyu oppa dan Min oppa ternyata mereka terkekeh melihat keadaanku. Isssh awas saja mereka!.

“Minsun-ah?” suara Sungjin menyadarkanku dan menatapnya perlahan. Lalu, aku mengangguk sekilas dan aku melihat senyum Sungjin yang terukir dari bibirnya.

“baiklah, besok aku akan menjemputmu dirumahmu. Tapi sebelum itu aku boleh tau nomor handphonemu? Sungjin pun mengeluarkan handphone touchnya yang berwarna hitam. Aku pun memberitahunya nomor handphoneku.

“cha selesai, yasudah sampai besok Minsun-ah” dia pun pamit dan kembali lagi kebelakang meja kasir dan tampak sekilas KyuMin langsung mendekati Sungjin yang terlihat sangat senang, aku tersenyum membayangkan apa yang akan terjadi hari esok.

Minsun Pov End
***~~~~~***
At 7 a.m

Hari ini tanggal 25 Desember dimana semua orang memberi kasih sayang dan itu tepat dimana ia merasakan hangatnya dunia. Benar, hari natal adalah hari ulang tahunnya yang ke 20 tahun. Hanya Minsun yang merasa sendirian di hari semua orang sibuk berkumpul dengan keluarganya. Di memandang layar handphonenya dengan sedikit berharap akan ada yang menghubunginya. Selalu saja begini, Minsun adalah anak tunggal sejak berumur 5 tahun Minsun telah di tinggal pergi oleh kedua orang tuanya yang pergi keluar negeri untuk mengurus pekerjaan mereka. Dan selama itu pula Minsun di asuh oleh pelayan pribadinya yang sudah ia anggap sebagai ibunya –Park Hyunmin– .

Minsun menatap sendu kearah jendela kamarnya sekarang umurnya pada hari ini menginjak  20 tahun namun orang tuanya tak pernah memberinya kasih sayang yang layak, memandang lelah handphone yang dari tadi tak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali. Tanpa ia sadari sebutir cairan kristal lolos dari matanya, ia sudah sangat lelah setiap tahun hanya merayakan natal sendiri, kapan mereka mau meluangkan waktu untuknya? Apa dia harus mati dulu?

“Minnie ah” panggilan lembut menyapa indera pendengarannya. Minsun menatap Park ahjuma yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya.

“kau menangis lagi?” tanya Park ahjuma ketika ia melihat ada bekas air mata di pipi gadis manis itu. Park ahjuma pun menghampiri Minsun dan langsung memeluknya seperti tau bahwa saat ini Minsun seperti kayu yang rapuh dimakan rayap.

Minsun sudah tak sanggup menahana perasaannya lagi, akhirnya yang selama ini dia tahan tumpah begitu saja di pelukan Park ahjuma. Dengan penuh kasih sayang Park ahjuma mengelus surai panjang hitam milik Minsun.

“ssstt menangislah jika itu membuatmu tenang Minnie-ah” kalimat lemut yang keluar dari Park ahjuma langsung ditanggapi oleh Minsun, dia pun menangis dengan tersedu-sedu. Ia sangat merindukan umma dan appanya. Dia ingin sekali merasakan kembali pelukan hangat mereka. Kapan mereka melupakan pekerjaan mereka sebentar?. Setelah menangis hebat dipelukan Park ahjuma, dia pun merasa lelah dan tertidur. Park ahjuma memandang sedih kewajah gadis yang telah tentram dan mungkin sekarang sedang bermimpi, itu tampak ketika senyum yang sangat manis terukir dari wajahnya.

“tidurlah yang nyenyak tuanputri dan ketika kau bangun semoga kau melupakan semua masalahmu, saengil chukahamnida Kim Minsun semoga hari ini kau mendapatkan yang kau inginkan ” bisik Park ahjuma di telinga Minsun dan mungkin merasa ada yang membisikkannya sesuatu Minsun menggeliat sesaat kemudian tersneyum dalam tidurnya.
.
.
.
 “Minnie ah bangun, diluar ada yang mencarimu” ucap Park ahjuma dengan mengguncang-guncangkan pelan tubuh mungil yang dibalut selimut itu. “engg Minnie ngantuk ahjuma” sahutnya.

“tapi itu ada pemuda manis yang mencarimu, dia sedang menunggumu di ruang tamu” ucap Park ahjuma, seakan mengingat sesuatu Minsun pun langsung terduduk dari temat tidurnya “ahjuma aku lupa hari ini ada janji” ucapnya panik. “ya Tuhan aku lupa, ahjuma tolong bilang supaya dia menunggu 10 menit lagi” dengan sigap ia turun dari tempat tidur menuju kamar mandi. Park ahjuma yang melihat tingkah MinSun hanya bisa geleng-geleng kepala. Dia pun berajak keluar untuk menemui pemuda manis itu.

“maaf nak..” ucapan bibi Park langsung disambung oleh pemuda itu “annyeong ahjuma, aku Lee Sungjin, temannya Minsun” bibi Park mengangguk mengerti.

“maaf nak Sungjin, tadi pagi Minsun ketiduran dan tadi ahjuma baru membangunkannya, jadi mohon tunggu sebentar yah. Ahjuma mau kebelakang dulu” pamit Park ahjuma pada Sungjin. “oh ya ahjuma silahkan” balas Sungjin.

“jangan lupa minum airnya yang Sungjin” sambung Park ahjuma sebelum ia pergi menuju dapur. Sungjin tersenyum sekilas kemudian ia kembali duduk di sofa berwarna coklat itu.
.
.
.


“maaf menunggu lama Sungjin ah” ucap Minsun yang terburu-buru turun dari tangga. Sungjin memandang takjub dengan penampilan Minsun dari atas kebawah. Minsun yang melihat Sungjin memperhatikannya begitu dalam langsung gugup. Ia berpikir apa ada yang salah dengan pakaiannya, dia hanya mengenakan jacket berwarna putih dengan sedikit tulisan di depannya, sarung tangan berwarna putih dibawah dan biru diatasnya yang membungkus tangan mungilnya, dia juga memakai tas sandang berwarna kulit, dan tak lupa tight hitam serta boots berwarna kulit di kaki jenjangnya. Apakah dia terlihat aneh berpakaian begitu?

“Sungjin-ah, gwenchana?” tanya Minsun khawatir karena dari tadi tak ada rekasi apapun dari Sungjin

“manis” satu kata lolos dari mulut sungjin dan mampu membuat wajah Minsun merona hebat. Tersadar kata apa yang lolos dari kedua bibirnya, Sungjin langsung salah tingkah “kajja, kita pergi” Sungjin menarik tangan Minsun.

“eng Sungjin-ah, aku mau pamit pada Park ahjuma dulu” Sungjin menghentikan langkahnya dan langsung melepaskan genggamannya ditangan Minsun. “oh ayo, aku juga ingin berpamitan pada ahjuma” mereka pun kembali kedalam dan berpamitan pada Park ahjuma.

Setelah itu Sungjin dan Minsun pun masuk kedalam mobil ferarri berwarna hitam milik Sungjin.

“hm kita mau kemana Sungjinnie?” tanya Minsun pada Sungjin yang lagi memasangkan sabuk pengaman. “eng maaf kalau aku memanggilmu dengan sebutan Sungjinnie” sambung Minsun takut kalau nama panggilan khusus darinya membuat Sungjin kurang nyaman.

“gwenchana Minnie-ah, bolehkan aku memanggilmu begitu?” tanya Sungjin, Minsun mengangguk tanda setuju.

“nah kau mau membawa kita kemana Sungjinnie?” tanya Minsun lagi. “kau tak perlu tau Minnie-ah, yang penting aku tak membawamu kehutan” jawab Sungjin dengan menampilkan senyumnya. Minsun membalas senyum Sungjin, dengan segera Sungjin menjalankan mobilnya  ketempat tujuan.
.
.

“cha, kita sampai. Bagaimana menurutmu?” tanyanya pada Minsun yang terdiam menatap keindahan yang tersedia di depannya.

“Sungjinnie ini indah sekali, aku belum pernah datang pada malam hari kesini” jawabnya sambil terus mengedarkan pandangannya ke segala penjuru tempat tersebut.
         

“Sungai Han memang sangat bagus dinikmati keindahannya pada malam natal, karena pemerintah memberlakukan sistem 24 jam untuk air mancur dijembatan ini” jelas Sungjin dan mendapat anggukan dari Minsun, sekarang mereka berada di pinggiran sungai han dan dari kejauhan tampak air mancur berlomba-lomba mengeluarkan pancarannya dengan lampu di belakang air mancur menambah kesan indah dan cantik pada malam itu.

“eng Sungjinnie, mau kah kau mengambil fotoku disini?” Minsun mengeluarkan handphonenya dari sakunya. “dengan senang hati” jawab Sungjin. Mereka pun menghabiskan waktu dimalam itu dengan foto-foto bersama, berbagai ekspersi wajah mereka tampilkan. Beberapa orang yang melihat kemesraan mereka tersenyum senang, berbagi kebahagian dimalam natal adalah suatu yang menyenangkan. Setelah lelah berfoto-foto mereka memutuskan untuk mampir disalah satu restoran dipinggir Sungai Han ini.

“kau mau memesan apa Minnie-ah?” tanya Sungjin yang tengah membolak-balik kan buku menu.

“aku pesan hot chocolate dan Rice Cake Dumpling Soup saja Sungjinnie” ucapnya dengan menutup buku menu. Baiklah.

“saya pesan dua hot chocolate dan Rice Cake Dumpling Soup nya” ucap Sungjin kepada pelayan wanita itu, pelayan itu pun segera mencatat pesanan mereka. “baiklah itu saja tuan, tunggu beberapa saat ya tuan. Terimakasih” pelayan pun memberi hormat sebelum kemudian pergi.
***~~~~~***

“kamsahamnida sudah mau pergi bersamaku hari ini Minnie-ah” ucap Sungjin.

“nde, sama-sama Sungjinnie. Oh ya kajja masuk dulu” ajak Minsun pada Sugjin.

“gelap? Kemana perginya Park ahjuma?” batin Minsun yang melihat rumhanya yang dilingkupi kegelapan.

“hm tapi ini sudah malam Minnie-ah” balas Sungjin.

“tapi maukah kau sebentar menemaniku, sepertinya ahjuma sedang kelaur sebentar” tawar Minsun. Sungjin melihat sekilas dan mengangguk setuju. “baiklah”

Minsun pun mengajak Sungjin untuk masuk kerumahnya. Minsun berjalan menuju pintu rumah, lalu membukanya.

Ckleek

“kajja masuk Sungjinnie” ucapnya membukakan pintu rumah minimalis itu. “oh iya, kamsahamnida Minnie” balasnya dengan masuk duluan. Minsun menutup pintunya.

“Sungjinnie kau dimana?” tanya Minsun panik saat ia tak menemukan Sungjin di dekatnya. Dengan perlahan dia menuju ruang tamu dan menghidupkan saklar lampu.

Tik

Ctaarrr Ctaarrr Ctaarrr
Preeet preeet preeet *sound efect gagal (-_-‘)*

“saengil chukahamnida, saengil chukahamnida, saranghae uri Minsun. Saengil chukahamnida. yeeeeee” teriak semua orang yang ada di rumah Minsun. Dan disana Minsun melihat Sungjin yang telah memegang kue ulang tahun yang berwarna putih dengan hiasan merah dipinggirnya.

Minsun tak dapat membendung air matanya lagi ketika dia melihat orang yang selama ini dia rindukan telah hadir bersamanya “umma hiksss appa hiksss bogoshipo” Minsun langsung memeluk orang tuanya dengan sangat erat, dengan senang hati umma dan appa Minsun memeluk putri satu-satunya.

“nado chagi, mianhe umma tak menghubungimu” Umma Minsun mengelus rambut Minsun dengan penuh kasih sayang tak lupa kecupan singkatan di kening Minsun.

“saengil chukahmanida anak appa yang manis” sekarang giliran appa Minsun yang memberi ucapan selamat dengan memeluk Minsun, Minsun membalas pelukan sang appa dengan erat.

“hikss gomawo appa, maaf appa telat mengucapkannya” tak lupa pula sang appa mengecup kening Minsun dan menghapus jejak air mata yang ada dipipinya. Minsun memendanga sang appa dengan tersenyum, lalu ia mengalihkan pandangannya ke sebelah kiri appanya.

“saengil chukahamnida Minnie-ah” peluk sang ahjuma. “gomawo ahjuma hikss” balasnya. “ssttt tadi kan airmatanya sudah di hapus kok keluar lagi” goda ahjuma. “aku terharu ahjuma, akhirnya tuhan mendengar doaku” balasnya dan memeluk ahjuma tersayang itu.

“saengil chukahamnida Minsun-ah” ucap suara dengan lembutnya. Minsun membalikkan badannya.“Sungmin oppa dan Kyu oppa?” Minsun membulatkan matanya ketika melihat orang yang juga dia sayang datang, dengan cepat dia memeluk Sungmin.

“gomawo oppa rupanya kau ingat ulang tahunku” ujar Minsun. “eheemmm” suara deheman seseorang membuat pelukan Minsun dan Sungmin terlepas. Minsun memandang dengan polos orang yang di sebelah Sungmin “ish dasar pelit, tapi gomawo oppa sudah datang” ujarnya dengan tersenyum, Kyu juga membalas senyum Minsun.

“kyaaaaa Minnie-ah, saengil chukahamnida” dengan sekali gerekan Hyerin telah menubruk tubuh mungil milik Minsun. “hahaha gomawo Hyerin-ah, pasti kau yang merencanakan semua ini kan?” tanya Minsun. Hyerin melepaskan pelukannya, dia menggeleng “aniya, bukan aku. Tapi dia” Hyerin menunjuk seseorang yang dari tadi terus tersenyum melihat kebahagian yang hadir di ruangan ini.

“eh? Maksudmu Sungjin?” tanya Minsun pada Hyerin dan mendapatkan anggukan dari Hyerin. Dengan sekali tolakan dia membuat tubuh mungil Minsun sekarang berada di depan Sungjin, dengan wajah merona hebat Minsun mencoba menatap Sungjin.

“eng gomawo Sungjin, mungkin ucapan terima kasihku belum ada apa-apanya dengan kejutan semua yang telah kau buat ini” ujar Minsun.

“Sungjin Hwaighting!!” ceplos Sungmin dan langsung mendapat deathglare manis dari Sungjin. “oppssss hehehe” Sungmin hanya bisa menyengir karena dia hampir keceplosan. Dengan tampang bingung Minsun bertanya-tanya didalam hatinya “ada apa memang?”

Sungjin dengan perlahan meraih tangan Minsun yang terus ia genggam “eng Minnie-ah ada yang mau aku bicarakan” ucap Sungjin malu-malu. “eh? Kau mau membicarakan apa Sungjinnie?” tanya Minsun dengan raut wajah yang menggemaskan.

“aissh jangan pasang wajah begitu Minnie-ah” batin Sungjin. “itu aku mengatakan ini disaksikan oleh orang tuamu, Hyerim, ahjuma , Kyu hyung dan Min hyung, di depan mereka aku mau bertanya  maukahkau menjadi kekasihku Minnie-ah?” tanya Sungjin dengan perlahan. Minsun membulatkan matanya, sungguh ia tak percaya bahwa orang yang selama ini dia suka menyatakan perasaan padanya. Minsun masih tak merepon membuat Sungjin khawatir dan merasa tegang. Semua orang yang ada di dalam itu juga tegang, mereka menunggu jawaban yang akan terlontar dari bibir mungil Minsun.

Bukan kata-kata yang Sungjin dapatkan melainkan anggukan dari kepala Minsun “hiks aku mau Sungjinnie, saranghae Sungjinnie” Minsun pun memeluk Sungjin, menumpahkan kebahagiannya pada hari ini. “nado saranghae Minnie-ah” balas Sungjin dengan membalas pelukan Minsun.

“yeeeee chukae” teriak Sungmin dan Hyerin, mereka langsung menghampiri MinJin. “hehehe gomawo hyung, Hyerin” ucap Sungjin. “gomawo oppa” sambung Minsun.

“wah yeobo, anak kita sudah besar” ucap Umma Minsun dan mendapatkan anggukan dari sang appa.

“nah semuanya ayo kita potong kuenya” ajak Minsun. “kajjaaaaaa!!!” teriak Sungmin dan Hyerin dengan penuh semangat. Minsun yang melihat kebahagian yang baru ia rasakan hanya bisa tersenyum. Ia dengan di gandeng Sungjin pun menghampiri KyuMin, Hyerin, ahjuma dan kedua orang tuanya.

“Terima kasih Tuhan, kau telah memberi kebahagian buatku. Umma, appa sarangahe. Dan untuk Sungjinnie terima kasih kau adalah hadia terindah yang kudapat dimalam natal ini” –Minsun
END












Tidak ada komentar:

Posting Komentar